MESKI TAK BRSAYAP
“kakak kapan pulang?” tanya sang adik dalam percakapan sebuah telepon “kalau tugas-tugas kakak sudah selesai , kakak pasti pulang” jawabnya dengan tenang “aku jenuh kak , di rumah sepi “.
“iya , sabar yah kakak pasti pulang , baik-baik yah di rumah “
Sore itu sasa menelepon sang kakak yang sedang berada di luar kota karena melanjutkan kuliahnya.
Pagi yang indah langit yang cerah namun berubah menjadi ricuh saat bell berbunyi , bel yang sedang berbunyi itu menandakan seluruh siswa harus segera berkumpul memenuhi lapangan sekolah..
“anak-anak yang bapak cintai , sengaja bapak kumpulkan kalian di pagi hari ini karena ada hal penting yang akan bapak umumkan pada kalian menyangkut administrasi “. “huuuuuuuuuuuuu” serentak semua siswa bersorak pada bapak kepala sekolah yang sedang berbicara didepan “ sudah-sudah tenang berhubung hari senin akan dilaksanakan ujian tengah semester. Bagi siswa dan siswi yang belum melunasi administrasi diusahakan harus segera melunasi , jika tidak segera dilunasi hingga ujian berlangsung maka tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian . dan bagi siswa dan siswi yang melanggar tata tertib sekolah lebih dari 3 kali , akan di kenai sanksi .bapak harap kalian semua menjadi siswa dan siswi teladan dan berprestasi. ”
Sasa mulai bingung , uang bulanan yang dikirim oleh kedua orang tuanya yang sedang bekerja di luar pulau mulai menipis.
“hei kok melamun “ sapa lala teman sebangkunya . sasa terkejut “ hhh nggak koq” jawabnya terbata-bata . “ ayo kita ke kelas “ ajak lala pada gadis yang akrab di panggil chacha itu.lala menarik tangan sasa lalu menuntunnya untuk memasuki kelas yang tak berada jauh dari tempat mereka berdiri ,dalam setengah perjalanan “tunggu la “ sasa menghentikan langkah kakinya “ ada apa cha? “ taya lala dengan penasaran “kamu duluan saja , aku mau telepon kak utari dulu ada yang mau aku omongin” pinta sasa pada teman sebangkunya yang sedang menggenggam tangan kanannya “ oh iya cha , kalau gitu aku duluan yah“ lala pergi meninggalkan sasa sendiri,dengan tergesa-gesa sasa segara menghubungi sang kakak. “ assalamu’alaikum kak” . “wa’alaikumssalam kenapa cha?”Tanya sang kakak “ kak aku butuh uang , uang bulananku mulai menipis “
“iya nanti kakak kirim “
“ aku butuh sekarang kak “ sasa mendesak “
“ kakak lagi sibuk , kalau buat jajan pinjam uang nenek dudu . minggu depan kakak ganti “
“ayolah kak aku butuh sekarang please “ sasa terus mendesak
“sabar sebentar bisakan?” dengan lembut
“kak ini buat bayar ujian sekolah , aku janji nanti aku ganti “ tegas sasa ,sedikit kesal
“ujian sekolah ? “ utari sedikit terkejut
“lusa ujian smester ,dan aku belum bayar sama sekali”sasa mulai resah
“kenapa baru bilang sekarang?”
“aku lupa kak “ jawab simplenya
Dengan penuh rasa tanggung jawab utari yang sedang sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya menyempatkan diri untuk menemui sang adik yang berada ditanah kelahirannya untuk memberikan uang yang dipinta olehnya..
Utari 5 tahun lebih tua dari sasa , mereka 2 bersaudara yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil untuk bekerja dan sang nenek adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang telah merawat mereka
“ini uangnya” menyerahkan beberapa lembar uang kertas pada sasa
“nanti kakak gimna?” Tanya sasa dengan khawatir
Utari melesungkan kedua pipinya ,lesung pipi yang berada pada senyum indahnya dan itu sudah menjadi ciri khasnya untuk membuat nyaman orang yang diajak bicara olehnya “ gampang “ jawabnya untuk meyakinkan sang adik.tutur katanya yang lembut , sifatnya yang ramah wajahnya yang cantik dan senyumnya yang manis selalu membahagiakan orang-orang di sekitarnya. Tidak seperti sasa , kakak beradik ini memiliki karakteristik 120 derajat berbeda . sasa lebih cuek dan sulit untuk tersenyum , ia akan tersenyum di waktu-waktu tertentu dan kepada orang-orang yang dikenalnya saja . sang adik dikenal tidak ramah oleh orang-orang disekitar entahlah apa yang membuatnya sulit untuk tersenyum.
“kakak nggak akan buru-buru pulang ke kostan kan?” Tanya sasa dengan penuh harapan
Dengan perlahan utari menghela nafas “besok kakak ada jadwal kuliah” sasa terdiam, memalingkan wajah dan membalikan tubuhnya , sadar dengan kekecwaan sang adik , utari mencoba untuk menghiburnya “oia minggu depan kakak libur panjang “ namun sasa tetap terdiam dengan seribu bahasa .utari terus berusaha untuk menghibur anak gadis berumur 16 tahun itu yang sedang memalingkan wajahnya kerena kecewa dan cemburu oleh kesibukan sang kakak.perlahan utari menghampiri sasa yang sedang duduk diatas sofa,utari kembali menghela nafas lalu duduk tepat di belakang sasa dan memeluknya , utari berbisik dengan suara halus “ kakak mau ajak kamu jalan-jalan ke danau “ Sasa melirikan matanya , seperti sedang mempertimbangkan ajakan sang pemilik lesung pipi itu.rayuan utari sepertinya berhasil,perlahan-lahan rasa kecewanyapun pudar . “ serius?” jawabnya penasaran “serius” utari meyakinkannya. “ tapi kenapa harus minggu depan kak?”sasa merengek “ adik kakak yang cantik,lusakan kamu ujian “ sasa memotong pembicaraan “ besok juga bisakan kak , besokan hari libur“ utari tersenyum dan berusaha untuk memberinya pengertian “ besok kakak harus kuliah ada mata pelajaran yang wajib diikuti , sabar ya cantik “ mencolek hidung sasa .
Sasa kembali terdiam seoalah-olah sedang memikirkan sesuatu dan menatap wajah utari dengan penuh kerinduan,utaripun membalas tatapannya dengan penasaran hingga akhirnya merekapun saling bertatapan “kakak capek?” sasa mengakhiri keheningan dengan memberikan sebuah perhatian “kakak lapar” utari menggelengkan kepala “terus kakak punya uang buat besok pulang ?”utari terdiam ,bangkit dari tempat duduknya berjalan memasuki kamar , merapikan tempat tidur dan mengabaikan pertnyaan gadis 16 tahun itu , tanpa bertkata satu patah katapun . sasapun bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri sang kakak yang sedang sibuk dengan kegiatannya, sasa berdiri didepan pintu kamar“ kak?”
Mendengar panggilan sang adik , sejenak terdiam dan menoleh kearahnya “ ada kok , nggak usah khawatir “ tersenyum dan kembali memalingkan wajahnya. “ kak , aku janji kalau ayah dan ibu pulang uangnya aku ganti “ sasa menghibur. Utari kembali membalikan tubuhnya dan menghampiri sasa yang sedang berdiri didepan pintu “ nggak usah diganti , ini tanggung jawab kakak” mengusap wajah daripada gadis kelas 2 SMA yang ia ajak bicara “ tapi kak” “ kewajiban kamu sekarang itu belajar , dan kakak disini pengganti ayah dan ibu jadi kakak yang bertanggung jawab “ sasa membisu mata indahnya berkaca-kaca menatap sang kakak lalu memeluknya begitu erat “aku sayang kakak , kenapa harus pergi , aku butuh kakak di sini “ bisik sasa dalam peluknya,utari tak dapat memebendung rasa kesedihannya perlahan air matanya menetes membasahi kedua leseung pipinya seperti raintik hujan membasahi taman.
“ini pilihan sayang , dan ini salah satu kehendak allah “ pelukan sasa semakin erat mungkin itu salah satu cara untuk melepas rindunya , sadar dengan dengan tangisan sang kakak . sasa melepaskan pelukannya lalu mengusap air mata yang sedang membasahi lesung pipi wanita berusia 21 tahun itu. “ kakak kanapa menangis?” utari tersenyum
Keesokan harinya ketika sang fajar menyapa embun pagi dan ketika kabut menyilimuti dinginnya dipagi hari Seolah-olah memaksa untuk tetap tertidur pulas dan sulit untuk bangkit karena ulah kabut tebal yang dingin , namun tidak untuk utari kabut tebal yang dingin itu ia taklukan , dimana semua orang sedang tertidur pulas utari bangkin bahkan sebelum sang fajar menampakan dirinya gadis pemilik lesung pipi itu telah bersiap-siap untuk pergi kembali melanjutkan rutinitasnya dengan sangat terpaksa ia harus meninggalkan sang nenek dan sang adik yang sedang tertidur pulas . sebelum melangkahkan kaki ,utari terus memandangi wajahnya dan mengecup keningnya, lalu bergegas pergi dan meninggalkan sepucuk surat diatas meja belajar .
“ nek , tari pamit pergi “ menghampiri nenek dalam kamarnya “ tunggu pagi dulu , ini masih gelap “
“tari buru-buru nek “. “ ya sudah hati-hati yaaa “ utari mencium tangan sang pahlawan tanda jasa yang sedang terbaring diranjangnya “ jangan lupa pakai baju hangat yang tebal “ “ iya nek , ya sudah tari berangkat dulu ya “ utari mencium kening sang nenek .
Tepat pukul 04 : 30 1 jam setelah keberangkatan sang kakak keluar kota sasa terbangun dari tidur dan mimipi indahnya “kak” sasa mencari utari kesteiap ruangan “ kakak” dan terus memanggilnya . namun ia hanya mendapati sang nenek yang sedang menumbuk rempah-rempah di dapur “nek , di mana kak tari? “ Tanya sasa dengan resah “ kakak mu sudah berangkat , ayo sholat subuh dulu “ . “ iya nek “
Hari semakin siang kabut tebal yang dingin mulai memudar sasa bersiap-siap untuk pergi kesekolah , terlihat sepucuk surat diatas meja belajar sasa membukanya dengan perlahan
“ adik kakak yang cantik , kakak pulang dulu yah , baik-baik dirumah jaga nenek dan jangan nakal sarapan buat kamu ada diatas meja . kakak sayang kamu “ dengan sedikit kecewa sasa meletakan surat itu kembali ….” Sarapan dulu “ sang nenek menyeru “aku buru-buru nek “ alasanya “ inikan hari minggu kok sekolah ?” . “ chacha mw bayar uang ujian nek “ jelas sang cucu padanya yang sedang kebingungan.
Hari semakin siang matahari mulai bersinar suara kicauan burung menghiasi suasana pedesaan sasa yang sedang berjalan menuju rumahnya sibuk dengan menghitung jari-jari tangannya , mulutnya komat-kamit tatapan matanya mengarah ke langit “1234567891011” . “ kamu lagi ngitung apa cha?” Tanya lala kebingungan . lala tetap asik dengan hitungannya , “ cha “ lala kembali menyeru . sasa menoleh “oh ini la aku lagi ngitung tanggal “ kembali menghitung jari-jarinya “ tanggal?”. “ iya tanggal kepulangan ayah sama ibu la , biasanya meraka pulang satu bulan sekali “ . “ terus?” “apa aku salah ngitung ya la , sudah hamper 1 bulan ayah sama ibu belum pulang juga” menggaruk kepala “ mungkin mereka sibuk cha “ lala menghibur.
Si lesung pipi telah tiba dikostannya dengan wajah lelah ia berdiri didepan pintu sembari membuka helm yang sedang ia kenakan “assalamu’alaikum”lisa salah satu teman satu perjuangan+ teman satu kostnya telah lama menunggu kedatangan pemilik lesung pipi itu “wa’alaikumssalam” lisa memberi sambutan hangat . utari dan lisa telah bersahabat sejak SMA mereka selalu bersama, dimana ada utari pasti disitu ada lisa bahkan sebaliknya. Mereka berdua menjadi seleberitis ditempat kuliahnya yang membuat mereka terkenal adalah kesederhanaanya dalam berucap dalam berpakaian senyumnya yang indah dan ramah selalu membuat sejuk orang-orang yang berada didekatnya.
“kamu udah makan li?” Tanya utari “ belum” , “ loh kenapa belum?” .” sengaja nunggu kamu “ . “ uhhh maaf aku kelamaan yah?, tadi ke kampus dulu “ “ ngga apa-apa kok . oia aku masak tempe balado loh “
“oya” sambut utari “iya itu salah satu obserpasi ku “ “ hmmmmmm baunya enak li “ sambut utari.”ayo makan “ ajak lisa.
Lisa memang hobi memasak , ya walaupun terkadang masakannya tidak cocok dilidah tapi utari selalu memberi nilai plus pada masakannya enak dan lezat itu yang selalu dilontarkan olehnya.mungkin itu salah satu cara untuk membahagiakan sahabatnya entah karena dia sedang lapar.
“alhamdulillah kenyang li “ungkap utari dengan polos “apa komentar kamu?” Tanya lisa “ 4 jempol buat kamu “ lisa tersenyum manja “tapi menurut aku sih tempenya agak sedkit asin “ lisa mulai menyadarinya “mau dikomentar apa lagi,kan tempenya juga udah abis “ “ iya yah “ lisa bergumam .
Setelah perut terisi , rasa lelah mulai sirna utari teringan sasa dan sang nenek dirumah “ sudah makankah adik dan nenek ku tercinta?” Tanya utari pada sasa lewat pesan singkatnya , tak kurang dari 6 detik sasa membalas pesan darinya “ aku lagi nggak nafsu makan kak “ sedikit ketus “ loh kenapa? , jangan sampai telat makan nanti mag kamu kambuh “kakak nggak usah khawatir aku sama nenek baik-baik aja “ “ kakak nggak mau kamu kenapa-napa kamu ngerti?” “ kakak nggak usah ngatur-ngatur aku , urus aja urusan kakak yang padat itu” “ kamu kenapa sih , marah-marah terus ?” . “ kakak yang kenapa, kakak nggak pernah ngertiin prasaan aku”. Caci maki sasa memang sudah biasa bagi utari namun untuk menghadapinya cukup dengan diam.
Satu minggu kemudian kekecewaan sasapun perlahan mulai pudar.lbur telah tiba libur telah tiba hore hore sasa bernyanyi gembara sambil berkemas menyiapkan kebutuhan yang akan ia bawa . sesuai janjinya pada sasa , danau yang menjadi peran utama menjadi tujuan mereka untuk berlibur , sasa tampak senang meraka sangat menikmati pemandangan yang berada disekitarnya. Udara yang sejuk langit yang cerah , warna danau yang biru membuat hubungan kakak beradik ini menjadi harmonis. Senyum manis pada wajah sasa terlihat sangat bahagia …..hari itu menjadi moment penting dan bahagia bagi mereka
“sayang ya kak nenek nggak ikut” ungkap sasa “ iya karena motor kita nggak bisa dipakai bertiga” jelas utari
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu senja mulai menampakan dirinya kakak beradik ini bergegas meninggalkan tempat yang mereka anggap seperti syurganya dunia . dengan menguunakan sepeda motor sederhana sasa sangat menikmati pemandangan disetiap perjalanan. utari selalu memperhatikannya secara diam-diam dari balik kaca spions hatinya merasa lega saat sang adik terlhat bahagia.
Dalam setenagah perjalanan tiba-tiba utari menghentikan motor yang ia kemudikan tepat didepan kedai bakso “ loh kok berhenti kak?” Tanya sasa kebingungan “ kamu pasti laparkan?” Tanya si lesung pipi itu “iya lapar kak, kok kakak tahu” memegang perut yang sedang berbunyi “ayo turun” ajaknya “turun?,mau kemana kak?”tambah kebingungan “kita makan bakso”.
“sejak kapan kakak suka bakso?” Tanya sasa menggoda “sejak lapar karena bonceng kamu” jawab simplenya, menarik hidung sasa .
Kakak beradik ini begitu lahap menyantap bakso satu mangkuk porsi super telah dihabiskan oleh sasa, utari tercengan melihat keganasan sasa saat menyantap bakso.”kakak kenapa bengong,dari pada bengong lihat aku makan sini baso kakak aku makan , aku masih lapar kak “ mengambil mangkuk jatah utari.”euuuuuuuuuuuuuuuu” sasa bersendawa “alhmdulillah kenyang kak” . “kamu baik-baik ajakan de”seolah-olah tak percaya melihat kelakuan aneh sasa “baik kak “ jawabnya dengan polos “kamu makan bakso sebanyak itu?” “ hahahaha , kakak ku yang cantik bakso itu makan favorit aku “.
Perjalananpun dilanjutkan sasa bergtu erat memeluk utari hingga akhirnya ia tertidur disepanjang perjalanan.perlahan senja mulai sirna sasa tetap tertidur dalam pelukannya seperti tak perduli dan terusik pada senja yang perlahan sirna oleh kegelapan.utari terlihat begitu lelah namun tetap bertahan mengemudikan motor sederhananya itu sesekali melihat keadaan sang adik yang sedang tertidur pulas dari kaca spionsnya .perlahan udara mulai terasa dingin ,karena pelukan sasa yang begitu erat udara yang dinginpun mengalahkan hangatnya pelukan sasa.
2 hari kemudian “ sudah jam 5 sore sasa belum juga pulang”Tanya utari dalam hatinya dan terlihat begitu panik.tak lama kemudian terlihat seorang gadis berseragam putih abu turun dari sebuah sepeda motor bersama seorang peria memakai jaket hitam dan celana abu-abu sama seperti gadis yang dibonceng olehnya mereka berhenti tepat didepan pagar rumah.utari bergitu terkejut ternyata gadis berseragam yang berhenti didepan rumahnya itu adalah sasa.”assalamu’alaikum” sapa sasa pada utari yang sedang berdiri didepan pintu “wa’alaikumssalam , darimana?”Tanya utari dengan hati-hati “sekolahlah “jawabnya ketus “ jam segini baru pulang?”utari mulai geram “aku capek kak mau istirhat” “tunggu kamu belum boleh masuk jawab kamu dari mana?” “ apaan sih kak,akukan baru pulang sekalah cape kak ,aku mau masuk” “kamu pikir kakak bodoh?”.sasa memaksa masuk , namun utari tetap urusan kakak” ‘ tentu ini urusan kakak “ sauna mulai memanas “ siapa laki-laki itu?” . “ kak kenapa sih kakak harus ikit campur urusan aku ? , aku udah gede kak “ bantah sasa “tapi kamu masih tanggung jawab kakak” . “ harusnya kakak berteima kasih karena edwin mengantarku pulang” . “ iya terimakasih banyak , kakak rasa jarak dari sekolah kerumah itu tidak begitu jauh “, “ aku tuh capek kak setiap hari pulang pergi kesekolah jalan kaki , sekali-kali naik motor “ “ bukan masalah naik motor yang kakak khawatirkan kamu pulang larut sore dan bahayanya pergi berdua dengan laki-laki yang bukan mukhrimnya” “Edwin orang baik kak dia nggak akan macem-macem kakak ngga usah khawatir “ sasa kembali membantah.
Perseteruan mereka melibatkan sang nenek , sasa tetap pada keegoisannya dia tidak menghiraukan nasehat kakak dan neneknya seringkali mengendap-endap untuk pergi bersama laki-laki yang ia anggap baik itu . setiap hari pulang sore bahkan larut malam , terlebih setelah utari kembali keluar kota, menjadikan kebebasan untuk sasa.sang nenek tidak bisa berbuat apa-apa tegurannyasama sekali tidak didengar . utari sering sekali mendapat laporan dari teman-teman sekelas sasa, sasa berubah menjadi anak nakal…
Satu bulan kemudian kelakuan sasa semakin menjadi hingga akhirnya panggilan orang tua dari sekolahnya “assalamu’alaikum”sapa sang nenek dari balik telepon “wa’alaikumssalam nenek?, ada apa nek?”
“nenek minta kamu segera pulang ada urusan penting” belum sempat menjawab tuuuuut….tuuuut….tuuuuuut telepon terputus.
Utari yang terkujur lemas terpaksa harus menemi sang nenek. “kamu mau kmana?” Tanya lisa
“aku mau pulang dulu , nenek tadi telepon aku disuruh pulang”
“tapikan kamu lagi sakit “ cegah lisa
“insaya allah aku baik-baik aja “ tersenyum kesakitan
“aku antar kamu pulang” lisa memaksa
“nggak usah li “
“mau tidak mau aku harus antar kamu , kondisi badan kamu lemah”.
Sesekali utari menghela nafas saat membaca surat panggilan orang tua yang ditujukan padanya.wajahnya yang pucat tubuhnya yang lemas tak henti-henti beristigfar karena harus menerima pernyataan dari sekolah sang adik yang menyatakan bahwa sasa tidak masuk sekolah selama 1 minggu dan tunggakan bayaran sekolah selama 1 bulan.
“mau kemana kamu “ utari memergoki sasa yang sedang mengendap-endap pergi lewat pintu belakang “jadi ini kelakuan kamu selama kakak pergi?” sasa terdiam “masuk kekamar sekarang juga , jangan pikir kakak ngijinin kamu pergi “ sasa tetap terdiam “ masuk “ utari mengulang perintahnya dengan tegas.wajah pucat itu berubah menjadi memerah.
“ cukup kak “ sasa membantah
“aku kayak gini karena kakak juga ,kakak terlalu sibuk .aku disini butuh kakak , butuh kasih sayang kakak , kakak nggak pernah ngrtiin prasaan aku ayah , ibu dan kakak semuanya pergi”
“Tapi Edwin kak , Edwin yang ngerti aku”
“oke kalau memang Edwin lebih ngerti kamu dan kamu memilih dia sekarang juga kakak akan beritahu ibu dan ayah supaya mereka memeberhentikan kamu sekolah dan menikahkan kamu dengan Edwin , bagai mana?”
Sasa kembali terdiam wajahnya terlihat kesal , memasuki kamarnya dan bruuuk menup pintu dengan keras .
Utari menghampri Edwin yang sedang menunggu sasa didepan rumah, adwin terkejut saat utari menghampirinya “Edwin kakak minta maaf karena ini sudah sore , sasa tidak jdi pergi , mungkin karena dia berubah pikiran .dan kakak minta kamu jangan ganggu sasa lagi , biarkan sasa focus belajar”
Dengan sedikit malu Erwin menjawab “oh iya kak nggak apa-apa kalu begitu saya pamit pulang assalamu’aliakum” tiba-tiba wajahnya memucat dan segera minghidupkan motornya lantas pergi
Sang nenek dan lisa hanya menjdi penonton ….
Dengan sangat terpaksa utari mendatangi sekolah sasa untuk menemui wali kelasnya didampingi lisa sahabat terbaiknya.
Dipagi hari dengan sauna kelas yang ricuh seperti pasar sasa terlihat murung wajahnya masam tidak pas untuk dipandang dipagi hari yang begitu cerah seperti ini….
“chacha” sapa lala yang baru saja tiba dari kantor guru , dengan gembiranya menyambut sasa yang sedang duduk dan mencorat-coret buku….hanya dalam hitungan tiga detik saja sasa memberinya senyuman lalu kembali memasang wajah masamnya “ uh chacha sayang kamu kemana aja satu minggu nggak ketemu,,kangen…uh kangen” ungkapnya pada pemilik muka masam itu dengan memeluknya dan menciumi pipinya
“lala udah ah , bau tau” sasa menghentikan keusilan teman sebangkunya itu
“tapi peluk lagi “ pinta sasa
“oiya cha tadi aku lihat kak utari diruang BP (bimbingan konseling) disampingnya ada wanita cantik sama cantiknya seperti kak utari”
Dengan malas sasa menjawab “itu temannya” .
“mereka cantik ya cha anggun pula “ pengakuan lala
Tiba-tiba sasa terpukau saat melihat Edwin melintas didepan kelasnya senyumnya yang selalu tertunda setelah melihat edwid dengan mudahnya terpancarkan bila melihat sang pujaan hati.lala kebingungan melihat sasa tersenyum tiba-tiba , lala mengira kalau sasa sedang kerasukan hantu wanita ramah “hey senyum-senyum sendiri” lala mengusap wajah sasa
“Edwin la Edwin” ungkapnya bahagia
“mana Edwin?”lala melihat kearah jendela
“tadi dia lewat la”
“oh jadi kamu kerasukan hantunya Edwin?” lala bergurau
“hantu?,kamu anggap Edwin hantu?,jahat kamu la”
Lala mengalihkan pembicaraan “sa kemarin aku dengar kamu bolos sekolah bareng Edwin?”
“sasa mengangguk” tanpa bicara
“kenapa cha?kenapa kamu jadi berubah?”lala menyesalinya
“aku juga bingung la , jujur aku dapat perhatian lebih dari Edwin, Edwin tuh baik la dia sering ngingetin aku sholat ajak aku jalan-jalan nasehatin aku dia tuh sholeh la”
“sholeh cha,kalau dia sholeh kenapa dia ajak kamu bolos la?”
“dia tuh Cuma mau buktiin kalau dia sayang sama aku la”
“sholeh cha kamu bilang pria seperti itu sholeh? Sholeh dari mana cha .pria sholeh ngajak kamu sampai pulang malam pada wanita yang bukan mukhrimnya terus ngebuktiin rasa sayangnya dengan bolos sekolah cha?, pria macam apa itu?”
Sasa terdiam……
“Kalau dia pria sholeh dia nggak akan bawa kamu pergi tanpa izin keluarga kamu cha”
Perlahan sasa mulai berubah berkat dukungan dari lala sasa berubah menjadi gadis santun dan ramah tak jarang para peria disekolah menyukainya seperti seorang seleberitis. Edwin pria pujaannya itu perlahan ia lupakan bahkan tersirat kabar Edwin diberhentikan dari sekoalh dikarenakan menghamili teman satu kelasnya semenjak putus dengan sasa Edwin menjalin hubungan dengan temannya dan ternyata Edwin playboy kelas kakap…
“alhmdulillah la aku putus sama Edwin “
“ iya cha coba kalau kamu terus bertahan bahaya “
Berubahnya lala tidak memberi efek pada sifat manjanya sering kali meminta kakaknya untuk pulang entah karena rindu atau karena sepi tak ada teman untuk berbincang-bincang setelah bernegosiasi dengan sang kakak akhirnya utari mengalah dan menyetujui untuk menemui sang adik disela-sela kesibukannya
“jangan lupa ya kak sepatu pesanan aku” pinta sasa
“iya sayang “ jawab utari
Untuk menyambut kedangan sang kaka sasa menyiapkan makan kesukaannya bahkan memasaknya sendiri ,setelah beberapa jam menhabiskan waktu untuk masak akhirnya hidanganmu telah siap…..
Satu jam sasa menunggu ,,,,,,,,dua jam kemudian sang kakak belum juga tiba dan tiga jam kemudian sasa tertidur di meja makan …
Setelah terbangun dari tidurnya sang kakak tak kunjung datang , sasa mulai pesimis hingga menjelang larut malam sasa benar-benar kecewa.setelah 25 kali iya telepon ponsel sang kakak tidak aktiv
Satu pekan kepergian sang kakak tanpa pesan kekecawaan sasa pada utari sepertinya belum juga reda.tak ada kabar berita tentang utari lisa sahabat sekaligus teman satu kostnya pun sulit untuk dihubungi…..
Siang itu matahari begitu menyengat sasa terkejut saat melihat utari sedang duduk manis di depan rumah , sasa yang sedang berjalan menuju rumahnya dengan memakai seragam sekolah perlahan menghamirinya , sepertinya utari sedang menunggu kepulangan sasa dari sekolahnya .
Setelah tepat berada dihadapannya.tidak ada sambutan apapun dari utari pandangannya mengarah pada sasa namun utari terdiam seperti tak melihat keberadaan sasa.setelah lama memandang waja utari dengan penuh rasa kecewa dan rindu berharap sang kakak memanggilnya dan memeluknya . namun utario tetap terdiam “ kak” sasa menyapanya sontak utari terkejut tangannya bergerak seolah mencari keberdaan sasa
“cha dimana kamu?” mencari keberadaan sasa
Sasa kebingungan apa sedang dilakukan oleh kakak sulungnya itu
“aku disini kak”
Utari bangkit dari dari tempat duduknya perlahan mencari keberadaan sasa , setelah mendapati sasa tangan halusnya membelai wajah sasa lalu menciumnya setelah itu memeluknya dengan erat
“kamu baik-baik ajakan” tanyanya pada sasa”
Sasa terdiam dan kebingungan apa yang sedang terjadi pada pemilik lesung pipi itu….
“maaf kalau kakak baut kamu kecewa. Sepatu pesanan kamu kakak bawa ada di kamar”
Pertnyaan sasa terjawab sudah saat lisa menceritakan apa yang terjadi pada utari utari mengalami kecelakaan pada saat perjalanan pulang . tubuhnya terhantam mobil lalu terhempas jauh sehingga merenggut penglihatannya saat ini utari tak bisa melihat cacat permanen urat-urat syarafnya rusak
Tak hanya itu lisapun menceritakan keberadaan utari yang sebenarnya selama diluar kota
Setelah kedua oaring tuanya diPHK utari menjadi tulang punggung keluarga.bekerja di sebuah took baju bahkan berjualan kue titipan ibu kost di kampus setelah itu untuk membiayai sasa , utari rela menjadi pembantu rumah tangga di salah satu rumah dosen ia mengerjakan pekerjaan rumah tangga hingga mengasuh anak dosen yang masih balita.dan yang membiayai kedua orang tuanya .ayah dan ibunya tidak bisa pulang karena uang pesangon mereka tidak diberikan alhasil mereka hanya mengandalkan uang kiriman dari utari.
Mendengar cerita itu sasa menangis tersedu-sedu menyesali sikapnya yang slama ini selalu menyalahkan.
“pas tadi aku lagi beres-beres aku nemu surat dibawah bantal”ungkap lisa pada utari
“surat apa li”
“kayaknya dari sasa buat kamu , disurat ini tertulis tanggal dimana kamu pas kecelakaan”
Selain menyiapkan makanan untuk menyambut utari pada saat itu sasa juga menuliskan surat untuknya
“ aku bacakan yah” lisa membacakan surat itu
Surat itu mengatakan
“maafkan aku , aku telah menyakitimu demi laki-laki itu hingga aku menjadi durhaka padamu.kini allah telah menunjukan kebenaran itu, kau memang benar namun aku yang keliru . kakak aku sangat menyayangimu hari I I esok dan seterusnya , kau yang slalu menyemangatiku , kau yang slalu ada untukku.meski ragamu tak slalu tampak dihadapanku namun do’a dan kasih sayangmu mengalahkan jarak yang memisahkan kita . sosok mu seperti bidadari meski tak bersayap .suatu saat nanti aku akan memberimu satu sentuhan dan senyuman terindahku untukmu . kau kakak terhebat yang ku miliki saat ini , dan aku menyangimu hingga terhenti detak jantungku.”
“Kini senyuman itu hanya bayangan semu aku tak dapat melihatnya , namun aku bersyukur sebelum allah mengambil penglihatanku.aku dapat mengingatnya”
by : ziza khalid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar